Tuesday, January 6, 2009

Mat Pihi : Dilarang mengeluarkan anggota Badan

Mat Pihi : Dilarang mengeluarkan anggota Badan

Dalam perjalanan menuju ke kantor Mat Pithi seperti biasa ia naik bis Kota langganannya. Setiap pagi pada jam kerja pasti bis ny penuh sesak. Namun seperti biasa Mat Pithi selalu memperoleh tempat duduk sehingga dia terbebas dari upacara bendera di dalam bis kota.

Ditengah perjalanan naiklah seorang ibu muda dengan menggendong bayinya yang masiih kecil. Rupanya si Ibu tadi tidak memperoleh tempat duduk shingga dia harus berdiri beberapa lama. Melihat hal ini, Mat Pithi luluh juga hatinya.

” Silahkan duduk disini Bu, biar tidak capek.” ujar Mat Pithi sopan sambil berdiri memberikan tempat duduknya ke ibu tadi.

”Terima kasih Pak!” jawab si ibu dengan sopan.

Setelah duduk tidak ada suara apapun dari kedua mulut, yang terdengar hanyalah suara deru mesin bis disertai suara sumbang pengamen yang mengais rejeki.

Namun kesunyian dipecahkan oleh suara tangisan si Bayi di gendongan sang ibu tadi. Suara tangisan makin besar meskipun si Ibu berusaha membujuk anaknya. Rupanya si Ibu tahu bahwa bayinya sedang haus, maka si Ibu berusaha menyusui anaknya dengan ASInya.

Sang Ibupun siap2 untuk menyusui sang bayi dengan melonggarkan sebagian pakaian agar payudaranya bisa di capai oleh mulut bayinya. Mat pithi memperhatikan dengan seksama hal ini.

Akhirnya jadilah si Ibu menyusui ASI bayinyadan si bayi pun diam karena asyik minum ASI.

Rupanya hal ini justru tidak asyik buat Mat Pithi.

Dengan kalem dia menyapa si Ibu

Mat Pithi : ” Lho bu, didalam bis kota tidak boleh menyusui bu!”

Si Ibu: ”Emang kenapa pak kok gak boleh?”

Mat Pithi : ”Lho itu kan ada Tulisan Larangannya.”

Dengan kebingungan si Ibu mencari-cari tulisan yang di maksud, namun tetap dia tidak menemukan peringatan yang dimaksud Mat Pithi.

Si Ibu : ” Mana ya pak peringatan yang di Maksud?”

Mat Pithi : ” Lha itu bu ’DILARANG MENGELUARKAN ANGGOTA BADAN!’ Ya kan?”

Si Ibu : ”Iya ya.....” (sambil manggut-manggut dan memasukkan lagi ’anggota’ badannya)

(bersambung ke Mat Pithi selanjutnya)

No comments: